Berbagai Mitos Seputar Menyusui


1. Seorang ibu yang sedang menyusui tidak boleh mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol.

TIDAK BENAR! Konsumsi alkohol dalam jumlah yang wajar boleh saja untuk seorang ibu menyusui. Sama halnya dengan sebagian besar obat-obatan, sedikit sekali alkohol yang masuk ke dalam ASI. Seandainya ragu, boleh menunggu selama 2 jam untuk mulai lagi menyusui setelah selesai mengkonsumsi alkohol.
2. Seorang ibu yang putingnya sedang berdarah akibat luka tidak boleh menyusui.

TIDAK BENAR! Walaupun darah dapat membuat bayi lebih banyak gumoh / muntah, dan darah mungkin akan terlihat di feces-nya, tetapi hal ini bukanlah alasan untuk seorang ibu berhenti menyusui. Puting yang terluka sama saja dengan puting yang tidak terluka, yang membedakan adalah rasa sakit yang dirasakan sang ibu. Sebenarnya relatif mudah untuk mengobati puting yang sakit dan terluka. Segera cari pertolongan. Ada kalanya ibu merasakan sakit pada putingnya yang terluka, walau tidak selalu rasa sakit itu disebabkan oleh lukanya. Hal ini biasa terjadi pada beberapa hari setelah kelahiran. Apabila hal ini terjadi, jangan berhenti menyusui. Apabila luka belum sembuh juga, Ibu sebaiknya segera ke dokter untuk mencari tahu penyebab terjadinya luka pada puting, sementara itu ibu tetap menyusui.
3. Seorang wanita yang telah melakukan operasi pembesaran payudara tidak dapat menyusui.

TIDAK BENAR! Banyak ibu yang melakukan operasi pembesaran payudara DAN tetap menyusui. Tidak ada bukti nyata bahwa menyusui dengan payudara dengan silikon dapat membahayakan bayi. Operasi pembesaran payudara biasanya dilakukan lewat areola. Walau begitu, ibu yang pernah menjalankan operasi ini biasanya memiliki produksi ASI yang cenderung sedikit, sama dengan ibu yang menjalankan operasi apapun yang melalui areola.


4. Seorang wanita yang telah melakukan operasi pengecilan payudara tidak dapat menyusui.

TIDAK BENAR! Pengecilan payudara memang berpengaruh terhadap kapasitas produksi ASI, tetapi karena banyak ibu yang memproduksi jauh lebih banyak ASI yang dibutuhkan, banyak ibu yang menjalankan produksi pengecilan payudara tetap dapat menyusui secara eksklusif. Walau begitu, apabila produksi ASI tampaknya tidak mencukupi, ibu tetap dapat menyusui dengan alat bantu khusus (sehingga bayi tidak bingung puting antara puting ibunya dengan dot), yaitu alat supplementary nursing atau SNS.
5. Bayi-bayi prematur perlu belajar untuk minum susu dari botol sebelum mereka mulai menyusu.

TIDAK BENAR! Bayi prematur akan berkurang stresnya apabila mendapatkan ASI. Seorang bayi sekecil 1200 gram (dan bahkan lebih kecil dari itu) dapat menyusu segera setelah kondisinya stabil, walau ia mungkin belum dapat menyusu secara langsung dalam beberapa minggu pertama. Walau begitu, ia akan terus belajar, dan lewat dekapan ibunya, bayi dan sang ibu akan merasa lebih nyaman. Sebenarnya, berat badan bayi dan usia kehamilan pada saat melahirkan tidaklah lebih berpengaruh dibanding kesiapan bayi untuk mengisap, yang ditunjukkan oleh gerakan mengisap yang dibuatnya. Kesimpulannya, tidak ada lagi alasan untuk memberikan susu botol pada bayi prematur. Apabila tambahan ASI memang dibutuhkan, ada cara lain yang dapat dilakukan daripada memberikan dot dan botol susu pada sang bayi.
6. Bayi-bayi yang menderita celah bibir tidak dapat menyusu.

TIDAK BENAR! Banyak juga yang dapat menyusu dengan baik. Bayi yang menderita celah biasanya dapat menyusu dengan baik. Walau demikian, lain halnya dengan bayi yang menderita kelainan celah langit-langit (palato), karena kelainan ini membuat bayi tidak mungkin dapat menyusu. Apabila bayi tidak dapat memulai menyusui dengan benar, maka akan sangat sulit bagi bayi untuk seterusnya menyusu dengan lancar. Kemampuan bayi-bayi untuk menyusu tidak selalu bergantung pada tingkat kegawatan celahnya. Menyusui haruslah dicoba sedini mungkin, sesering mungkin, dengan menggunakan cara-cara menyusu yang tepat. Apabila bayi langsung diberikan botol, maka kemampuan bayi untuk menyusu secara langsung dapat berkurang. Apabila bayi belum dapat menyusu secara benar, coba suapi dengan sendok atau cangkir kecil.
7. Wanita dengan ukuran payudara yang kecil menghasilkan lebih sedikit ASI dibandingkan dengan mereka yang memiliki ukuran payudara lebih besar.

Nonsense!!
8. Menyusui tidak memberikan perlindungan terhadap resiko kehamilan.

TIDAK BENAR! Memang resiko kehamilan tetap ada, tetapi hampir semua metode KB manapun mempunyai resiko kehamilan. Sebenarnya menyusui adalah metode KB alami yang bekerja cukup baik. Hampir sama baiknya dengan pil KB, dengan syarat, ibu menyusui secara eksklusif, bayinya berusia kurang dari 6 bulan, dan ibu belum mendapatkan menstruasi lagi. Setelah lewat 6 bulan, menyusui juga dapat dijadikan metode KB alami, walau perlindungannya tidak sebesar pada saat bayi berusia kurang dari 6 bulan. Secara rata-rata, menyusui hingga 2 tahun dapat membuat jarak kelahiran yang cukup, walau ibu tidak ber-KB sekalipun.
9. Wanita yang sedang menyusui tidak bisa mengkonsumsi pil KB.

TIDAK BENAR! Hormon yang terdapat pada pil KB memang akan ada dalam ASI, tetapi tidaklah membahayakan. Walau begitu, hormon estrogen yang terdapat dalam pil KB dapat mengurangi produksi ASI. Apabila ibu mengalami hal ini, coba berhenti mengkonsumsi pil KB, maka produksi ASI ibu akan kembali normal. Jika memungkinkan, sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi pil KB apabila masih menyusui, kecuali apabila bayinya sudah mulai makan Makanan Pendamping ASI (MPASI), yaitu pada saat bayi berusia di atas 6 bulan. Apabila ibu ingin mengkonsumi pil KB, sebaiknya cari pil KB yang hanya mengandung hormon progestin (tanpa estrogen).
10. Bayi-bayi yang mendapatkan ASI memerlukan tambahan jenis susu lainnya setelah berusia 6 bulan.

TIDAK BENAR! ASI memberikan segalanya yang dibutuhkan bayi, bahkan lebih dari itu. Bayi berusia 6 bulan ke atas sudah harus mendapatkan MPASI semata-mata agar mereka dapat mempelajari cara makan dan agar mereka mendapatkan sumber zat besi yang lain selain dari ASI, karena bayi usia 7-9 bulan tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besinya hanya dari ASI saja. Kesimpulannya, susu sapi atau susu formula tidaklah diperlukan. Selain itu, kebanyakan bayi di atas usia 6 bulan yang belum pernah minum susu formula tidak akan menyukainya karena rasanya.
11. Wanita dengan kondisi puting datar atau putting masuk/tidak keluar tidak dapat menyusui bayinya.

TIDAK BENAR! Bayi tidak menyusu pada puting, tetap mereka menyusu pada payudara. Walaupun tampaknya lebih mudah bagi bayi untuk melekatkan mulutnya pada payudara ibu apabila kondisi putingnya menonjol, tetapi hal tersebut bukan merupakan suatu keharusan. Apabila kegiatan menyusui dimulai secara benar, maka biasanya hal tersebut dapat mencegah timbulnya berbagai permasalahan seputar menyusui, dan ibu-ibu dengan aneka bentuk puting tetap dapat menyusui secara baik. Apabila pada awalnya bayi menolak untuk menyusu, maka dengan bantuan yang tepat, bayi lambat laun akan mau untuk menyusu pada payudara ibunya. Bentuk dan tampilan payudara seorang ibu juga akan cenderung untuk berubah dalam minggu-minggu setelah proses persalinan, dan selama ibu tersebut tetap mempertahankan pasokan ASI-nya, maka biasanya bayi akan berhasil melakukan pelekatan dengan baik pada minggu ke-8, tetapi apabila ibu mendapatkan bantuan yang tepat, pelekatan yang baik mungkin terjadi sebelum minggu ke-8.
12. Seorang wanita yang sedang hamil harus berhenti menyusui bayinya.

TIDAK BENAR! Apabila memang diinginkan oleh ibu dan anak, kegiatan menyusui dapat tetap dipertahankan. Beberapa ibu juga tetap menyusui anak yang lebih tua bahkan setelah proses persalinan bayinya yang baru. Tetapi, ada sebagian wanita yang mengambilkan keputusan untuk berhenti menyusui ketika mereka hamil kembali karena putingnya terasa sakit atau lebih sensitif, atau karena alasan lainnya, namun tidak ada suatu keharusan ataupun suatu alasan medis untuk melakukan hal tersebut. Bahkan sebaliknya, banyak sekali manfaat dari diteruskannya pemberian ASI bagi si kakak. Namun, ibu perlu tahu bahwa pasokan ASI selama masa kehamilan cenderung untuk berkurang, tetap apabila anak sudah mendapatkan MPASI, maka hal tersebut bukanlah merupakan suatu masalah. Sebagai akibat dari berkurangnya pasokan ASI tersebut, beberapa bayi akan berhenti untuk menyusu dengan sendirinya.
13. Seorang bayi yang sedang menderita diare tidak boleh disusui.

TIDAK BENAR! Pengobatan terbaik bagi bayi yang menderita infeksi saluran pencernaan (gastroenteritis) adalah dengan tetap menyusui dan memberikan ASI. Selanjutnya, sangat tidak lazim bagi bayi untuk memerlukan jenis cairan lain selain daripada ASI. Kadangkala bayi diminta untuk berhenti minum ASI dan justru diberikan susu formula yang bebas laktosa. Padahal susu formula bebas laktosa tidak lebih baik daripada ASI. ASI jauh lebih baik daripada susu formula jenis apapun.
14. Seorang bayi akan terus menyusu selama 2 jam karena bayi memang senang sekali mengisap.

TIDAK BENAR! Bayi memang perlu dan suka sekali mengisap, tetapi seberapa banyak yang mereka butuhkan? Kebanyakan bayi yang menyusu untuk suatu jangka waktu yang lama disebabkan karena mereka masih lapar, walaupun bayi-bayi tersebut mengalami penambahan berat badan yang cukup. Mengempeng pada payudara tidak sama dengan minum (ASI) dari payudara. Dengan memperbaiki pelekatan mulut bayi pada payudara ibunya memungkin bayi untuk menyusu secara lebih efektif, sehingga mereka benar-benar memanfaakan waktu menyusu untuk minum ASI dari payudara. Bayi-bayi berusia kurang dari 5-6 minggu seringkali tertidur pada saat sedang menyusu karena aliran ASI-nya pelan, bukan semata-mata karena mereka sudah kenyang.
15. Bayi perlu belajar untuk minum dari botol. Oleh karenanya, bayi harus diperkenalkan dengan botol sebelum dia menolak untuk menggunakannya.

TIDAK BENAR! Walaupun banyak ibu-ibu yang memutuskan untuk memperkenalkan botol kepada bayi mereka dengan berbagai alasan, namun tidak ada satupun alasan yang mengatakan bahwa bayi harus belajar untuk menggunakan botol. Sebaliknya, tidak ada manfaat yang luar biasa apabila bayi mau minum dari botol. Bayi bisa minum dari sendok kecil atau cangkir kecil (gelas sloki). Apabila ibu memang berniat untuk memperkenalkan botol pada bayinya, maka sebaiknya ibu menunggu sampai dengan bayi sudah berhasil untuk menyusu dengan benar selama sekurangnya 3 bulan, dan botol diberikan hanya sesekali saja.
16. Apabila seorang ibu yang sedang menyusui harus menjalani tindakan operasi, maka dia harus menunggu sehari setelah selesai operasi untuk mulai menyusui bayinya lagi.

TIDAK BENAR! Selesai operasi, ibu dapat langsung menyusui bayinya apabila sudah siuman (terbangun dan sadar) dan sudah merasa siap. Obat-obatan yang digunakan dalam proses anastesi, maupun obat-obatan penghilang rasa sakit dan antibiotika yang digunakan setelah selesai operasi tidak mengharuskan seorang ibu untuk menghentikan kegiatan menyusuinya, kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu yang sifatnya luar biasa.
17. Menyusui bayi kembar sangat susah untuk dilakukan.

TIDAK BENAR! Menyusui bayi kembar lebih mudah dibanding dengan memberikan susu dengan botol, apabila kegiatan menyusui berjalan dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengusahakan semaksimal mungkin agar kegiatan menyusui dilakukan dengan benar sedini mungkin apabila ibu melahirkan bayi kembar. Bahkan ada beberapa wanita yang berhasil menyusui bayi kembar 3.
18. Seorang wanita yang payudaranya tidak membesar sama sekali, atau hanya sedikit membesar selama kehamilan tidak akan menghasilkan ASI yang cukup.

TIDAK BENAR! Ada sebagian kecil wanita yang tidak dapat memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup (namun mereka tetap dapat menyusui dengan bantuan alat lactation aid). Beberapa dari wanita-wanita tersebut mengatakan bahwa payudara mereka tidak membesar selama masa kehamilan. Namun demikian, sebagian besar dari para wanita yang payudaranya tampaknya tidak membesar pada saat sedang hamil tetap menghasilkan ASI dalam jumlah yang cukup.
19. Seorang ibu yang payudaranya tidak terasa penuh berarti hanya menghasilkan sedikit ASI.

TIDAK BENAR! Payudara tidak perlu terasa penuh untuk menghasilkan ASI dalam jumlah yang banyak. Suatu hal yang wajar apabila payudara seorang wanita tidak lagi terasa terlalu penuh seiring dengan kemampuan badannya untuk beradaptasi dengan kebutuhan ASI bayinya. Hal ini mungkin saja terjadi secara tiba-tiba, bahkan ketika bayi masih berusia 2 minggu atau kurang. Payudara tidak pernah benar-benar dalam keadaan “kosong” dan senantiasa memproduksi ASI bahkan pada saat bayi sedang menyusu. Apakah bayi minum ASI dari payudara? Itulah yang terpenting, bukan seberapa penuh rasanya payudara tersebut.
20. Menyusui di tempat umum tidak pantas dilakukan.

TIDAK BENAR! Justru perbuatan orang-orang yang mengganggu dan membuat seorang ibu merasa malu untuk menyusui di tempat umum-lah yang patut dianggap sebagai tidak pantas. Para wanita yang senantisa berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi buah hati mereka tidak boleh dipaksa untuk tetap berdiam diri di rumah atau menyusui bayi mereka di toilet umum hanya karena beberapa orang merasa terganggu melihat seorang ibu menyusui bayinya. Bagi mereka yang merasa terganggu melihat kegiatan menyusui, silahkan menutup mata atau mengalihkan pandangan mereka. Anak-anak tidak akan terganggu secara psikologis apabila mereka melihat seorang wanita sedang menyusui, sebaliknya, mereka akan mendapatkan pelajaran mengenai sesuatu yang penting, indah dan menakjubkan.
21. Menyusui anak sampai berusia 3 atau 4 tahun tidak normal dan tidak baik untuk anak tersebut, dan menyebabkan tingkat ketergantungan dan kemanjaan yang lebih tinggi antara ibu dan anak.

TIDAK BENAR! Menyusui sampai anak berusia 2-4 tahun merupakan kebiasaan yang berlaku di berbagai budaya sejak manusia mulai menghuni planet ini. Hanya sejak 100 tahun belakangan ini saja kegiatan menyusui dipandang sebagai sesuatu yang harus dibatasi. Anak-anak yang disusui sampai usia 3 tahun tidaklah menjadi lebih manja. Sebaliknya, mereka cenderung menjadi anak-anak yang lebih percaya diri dan sebagai akibatnya, mereka cenderung lebih mandiri. Anak-anak tersebut akan menentukan sendiri kapan mereka akan berhenti menyusu (dengan dukungan halus dari ibu), sehingga mereka merasa lebih percaya diri dengan keberhasilannya tersebut.
22. Apabila bayi berhenti menyusu selama beberapa hari (atau minggu), maka sebaiknya jangan dimulai kembali kegiatan menyusui karena ASI telah basi.

TIDAK BENAR! ASI-nya tetap bagus, sama seperti sebelumnya. ASI di dalam payudara tidak sama dengan ASI atau susu formula dalam botol.
23. Setelah selesai berolah raga, seorang ibu sebaiknya tidak menyusui bayinya.

TIDAK BENAR! Tidak ada satupun alasan mengapa seorang ibu tidak dapat menyusui bayinya segera setelah selesai berolah raga. Penelitian yang (katanya) menunjukkan bahwa bayi lebih rewel pada saat menyusu apabila ibunya baru selesai berolah raga, ternyata tidak dilakukan dengan benar, dan bertentangan dengan pengalaman berjuta-juta ibu menyusui di seluruh dunia.
24. Seorang ibu yang sedang menyusui rambutnya tidak boleh dikeriting atau dicat.

TIDAK BENAR! Tidak jelas pernyataan ini asal usulnya dari mana.
25. Menyusui sering disalahkan untuk segala hal.

BENAR SEKALI! Keluarga, tenaga kesehatan, tetangga, teman-teman dan bahkan para supir taksi seringkali berkomentar kalau melihat seorang ibu baru yang terlihat lelah, cemas, sakit, sering menangis, sulit tidur, selalu mengantuk, kekurangan zat besi, migren, mengalami rambut rontok, kulit gatal-gatal dan penglihatan sedikit kabur pasti disebabkan karena sedang menyusui. Menyusui dijadikan alasan mengapa rumah tangga sedang mengalami masalah, atau anak-anak sedang bermasalah. Dan ketika sesuatu terjadi yang tidak sesuai dengan “gambaran ideal” kehidupan berkeluarga, maka sang ibu akan dianjurkan oleh semua orang alangkah baiknya apabila dia berhenti menyusui.

Diterjemahkan dan diadaptasi dari handout dr. Jack Newman, MD yang berjudul ”Breastfeeding Myths”.

Artikel ini boleh diambil dan disebarluaskan tanpa persetujuan terlebih dahulu dari AIMI, dengan syarat bahwa TIDAK digunakan dalam rangka pelanggaran Kode Etik WHO mengenai makanan-makanan pengganti ASI.


0 comments: